Sabtu, 20 Februari 2010

belajar dari alam

sekian ribu tahun yang lalu lamanya..
manusia tlah menapakkan kakinya di bumi
dari spesies tertua yang tlah punah
sampai sekarang yang masih bertahan
menahan ronta kehidupan

jelas mereka tak hidup sendiri
mlainkan berdampingan dengan alam
tanah air udara api dan makhluk hidup

semua ilmu yang di peroleh di tumpahkan perlahan
ke anak cucu mereka
dengan harap
dapat menjadi berkah di masa yang akan datang

hari ini ku tlah alami itu
ku tlah blajar dari alam
dimana yang mencoba mengingatkanku
akan kesabaran

walau hati tak sabar
smua menjadi masalah
untungnya peradaban tlah brubah
manusia manusia dapat saling menerima satu sama lainya..

jakarta, 20 februari 2010

Kamis, 11 Februari 2010

MIRIS

MIRIS..
kata itulah yang cocok dalam benak ku..
saat kulihat
fotonya di saat terakhir kalinya..

sebelum raganya di baringkan di peristirahatan abadi..
dengan sbuah kotak bsar
dan bunga-bunga yang mengharumkan perjalanannya

sungguh ku tak kuasa
menahan rasa sakit di dada
walau mata tak mengucurkan airnya
tanda kesedihan..
tapi hati yang bermain gejolak
kesedihan..

saat ku lihat dirinya..
ku rindu saat ia masih berkumpul bersama..
tawa, canda, dan marah yang trucap..
tapi kini smua hanya kenangan..

di usia belia Tuhantlah memanggl dirinya..
ntah kenapa
Tuhan memanggilnya
belum banyak keindahan Tuhan yang ia nikmati..
tapi Tuhan sudah mebawanya ke rumahNya yang kekal..

slamat jalan vania smg bahagia disana..
dan liat semua yang sayang sama lo dari sana..

Jakarta, 11 Februari 2010
MIRIS

Senin, 01 Februari 2010

walau tak salah

hari ini aku bingung
dimana hanya kesalahan sepele untuk menghibur orang
bisa menjadi sebuah petaka.
entah apa maksud dari petaka itu tapi
marahnya mengekang semuanya untuk bertindak..
dan para penjilat2 itu.
seolah2 takut layaknya maut menjemput..
dengan muka putih dan suara menciut.
tak banyak kata bebas yang diucapkan.
melainkan ucapan2 menggurui dengan nada lembut
agar petinggi itu tidak murka di mukanya.
tak sampai suaranya sampai di telingaku yang duduk di penghujung ruang.
suara petinggi itu terdengar lagi dan lagi
sampai2 hanya suara yang tak di tujukan ke dia
membuatnya terbisu beberapa kata.

entah apa yang mereka pikirkan
mereka tidak salah tapi hanya takut
dan berusaha menjilat agar petinggi itu tak murka di mukanya
dan mengekang kami semua agar tak melakukan hal2 biasa..
ini negara demokratis.!!!!
bukan feodal.!!
tapi dimana kebebasan yang dijunjung tinggi itu..???
semua di kekang oleh aturan yang mengikat tali kebebasan.

sungguh aku bingung.
1 marah semua tunduk.
walau tak salah..


Jakarta,1 Februari 2010