Senin, 08 Agustus 2011

akhir dengan perih

ku biarkan raga ini tertidur
dibawah rindangnya kapas tua
dibelai perlahan oleh sang kalbu
mengering kaku di atas nisan
dan kubiarkan bayu malam menggelitik dan menggoda
dengan dinginnya setiap sentuhnya
dengan kering setiap desahnya
namun perlahan kutahan
dibawah ikatan rumbia yang kurajut dengan banyu asin

selamat malam dunia
kuakhiri hari ini dengan perih


puisi tak bertanggal namun bertuan


Selasa, 22 Februari 2011

"LEBIH MAHAL MEMILIKI PENDUDUK YANG CERDAS KETIMBANG RIBUAN HEKTAR TANAH DAN RIBUAN BARREL MINYAK"

Hernandi